Pelatihan Pembuatan Sabun Antiseptik Dengan Pemanfaatan Ekoenzim Di Desa Kedisan, Kintamani – Bangli University General
Program Studi Sarjana Kimia FMIPA Universitas Udayana melaksanakan kegiatan pengabdian tahap
II yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Nopember 2024. Kegiatan Pengabdian
ini merupakan rangkaian Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Skim Internasional Partnership and Community
Engagement (IPCE) yang berjudul ”Implementasi
Green Chemistry melalui Konversi Limbah Organik menjadi Ekoenzim, Pupuk
Organik Cair dan Pengolahan Limbah Cair Domestik bagi Masyarakat Terkait
Penanggulangan Pencemaran Air Danau Batur di Desa Kedisan Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli, Bali”. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini
dilakukan dalam rangka melaksanakan salah satu
kegiatan Tri Dharma Pendidikan Tinggi.
Kegiatan PkM tahap II ini diketuai oleh Dr. Drs. I Made Siaka, M.Sc.(Hons).
Kegiatan ini bertemakan “Pelatihan Pembuatan Sabun Antiseptik dengan Pemanfaatan
Ekoenzim” yang ditujukan kepada Ibu-ibu PKK Desa Kedisan, Kintamani – Bangli.
Pelatihan ini diselenggarakan di Balai Desa Kedisan, Kintamani – Bangli. Pada
kegiatan ini, dihadiri oleh Prebekel, Sekretaris
Desa, Ketua BPD dan Aparat Desa, Ketua Tim Penggerak PKK dan Ibu-ibu PKK (sebagai
peserta pelatihan) Desa Kedisan, Kintamani - Bangli, dan Tim Pengabdi dari
Program Studi Sarjana Kimia FMIPA Universitas Udayana (Dosen dan Mahasiswa).
Sebelum pelatihan, diawali dengan acara pembukaan, sambutan dari Koprodi
Sarjana Kimia yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua Panitia Pengabdian, Dr.
Drs. I Made Siaka, M.Sc.(Hons.). dan dilanjutkan dengan sambutan Prebekel Desa
Kedisan, Bapak I Nyoman Gama Yana yang sekaligus membuka acara pelatihan
tersebut.
Kegiatan
pelatihan pembuatan sabun antiseptik ini dipandu oleh Dr. Ni Luh Rustini,
S.Si., M.Si. dan Dr. Ni Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si. serta dibantu oleh
mahasiswa. Pelatihan ini diberikan kepada masyarakat Desa Kedisan, karena di
Desa tersebut telah diproduksi ekoenzim secara intensif dengan memanfaatkan
limbah hasil pertanian. Akan tetapi, pemanfaatan ekoenzimnya masih sangat
terbatas, sehingga pada PkM tahap II ini diperkenalkan bahwa ekoenzim dapat
dimanfaatkan sebagai bahan aktif dalam pembuatan sabun antiseptik. Sebelum
pelatihan dimulai, Pemandu pelatihan memperkenalkan dan menunjukkan bahan-bahan
pembuatan sabun selain ekoenzim seperti: Texapon, NaCl (garam dapur), Na-sulfat,
EDTA, foam booster, MPG, Lexagard P, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak sawit,
VCO, gliserin, coco dea, madu, NaOH, citrum, parfum/pewarna, dan air suling
(aquades). Ada beberapa jenis sabun antiseptik (cair dan padat) yang dibuat
pada pelatihan ini diantaranya: sabun cuci piring, hand soap, shower gel, dan
sabun mandi padat.
Pada
saat pelatihan berlangsung, terlihat para ibu-ibu PKK sangat antusias dan
semangat berlatih membuat semua jenis sabun yang bahan-bahannya telah disiapkan
oleh Pemandu Pelatihan. Dalam waktu kurang lebih 2 jam semua adonan sabun sudah
siap dikemas dan dicetak (untuk sabun padat) untuk didiamkan selama waktu
tertentu (paling sedikit 24 jam) hingga dapat digunakan. Sebelum kegiatan
berakhir, semua produk yang dibuat oleh ibu-ibu PKK dan bahan baku yang masih
tersisa disumbangkan oleh tim pengabdi kepada ibu-ibu PKK Desa Kedisan,
Kintamani – Bangli. Melalui Pelatihan ini
diharapkan ibu-ibu PKK Desa Kedisan dapat melanjutkan
membuat sabun antiseptik dengan memanfaatkan ekoenzim di rumah masing-masing
atau bekerja berkelompok sehingga mampu memproduksi sabun antiseptik atau
menjadikan kewirausahaan
dalam skala home industry untuk menambah income.
FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCE